Jumat, 19 Agustus 2011

the meyers school dan rahasia dibali kebohongan III

Bunga Daendelion (bab 3)
Matahari memenuhi ruangan membangunkan Mey yang sedari tadi tertidur pulas. Ia pun berdiri mengecek lorong-lorong kamar-kamar para murid. Kosong. Tak ada orang satu pun. Mungkin mereka kelelahan setelah jalan-jalan kemarin. Mey mengetuk kamar yang ada disebelah kamarnya. Kamar mirafina. “masuk” sahut mirafina menjawab ketukan pintu dikamarnya itu. “oh kau Mey” ujarnya lembut. “apa yang ditanganmu itu fina?” Tanya Mey penasaran. “oh ini?” jawab Mirafina sambil menunjuk benda kecil seperti bunga yang berwarna putih. “ini dendelion, Mey.” tambahnya singkat. “gunanya?” Tanya Mey lagi. “dendelion ini akan mengikuti perintah kita. Contohnya seperti ini, aku mau dendelion ini datang ke sahabat-sahabat yang paling ku sayang. Dan sahabat-sahabat yang kusayang ini akan menerima dendelion dariku. Dendelion tidak pernah bohong. Dan orang yang menerima dendelion tersebut tidak akan tau siapa yang mengirimnya dan apa kata kunci yang diucapkan tuannya (pemerintahnya) kecuali kalau mereka memang sengaja memberitahu” ujar Marifina menjelaskan. “bisa kau contohkan?” kata Mey tak sabar. Lalu mirafina pun mengangguk dan mengambil dendelion-dendelion yang ada di lemarinya. Ia memejamkan matanya untuk mengucapkan kata kunci dan meniupkan dendelion yang ada di tangnnya itu. lalu, dendelion-dendelion itu pun berterbangan. Ada yang keluar dari kamar dan satu diantaranya datang kehadapan Mey. Mey pun tersenyum dan bertanya “apa kata kunci nya?” Mirafina tersenyum menjawabnya dan menjawab sambil berbisik “sahabat terbaik” ujarnya singkat dan  mantap. “lalu apakah kau tau kemana dendelion-dendelion yang lain berterbangan?” Tanya Mey lagi kebingungan. “sesuai dengan hati kita. Kadang kita menyadarinya dan kadang tidak. Kadang juga dendelion datang kepada orang yang tidak disangka-sangka” jelas Fina. “boleh aku minta sebagian dari bunga dendelion itu?” pinta Mey penuh harap. “anything for you Mey” jawab Mirafina sambil menjulurkan plastik yang berisi dendelion itu kepada Mey. “thanks. Aku keluar ya” ujar Mey sambil tersenyum senang. Lalu Fina pun mengangguk.
Mey pun melangkah ke kamarnya dan menaruh plastic tadi ke lemari yang ada disamping kasur kamar Mey. Ia pun segera mandi. Karena, sebentar lagi semua murid harus berkumpul di aula untuk melakukan pertemuan. Beberapa menit kemudian Ia keluar dari kamar mandi. Sudah mengenakan pakaian kesayangannya. Kaos kuning yang dilapisi dengan jaket abu-abu. Berjalan setengah berlari menuju Aula, disana ia melihat Roy yang sudah memakai kemeja biru putih. Zack yang memakai kaos putih dilapisi kemeja merah putih. Dan Mirafina yang memakai rok panjang dan kaos ungu. Disisi lain juga sudah ada Erika yang menggunakan baju gamis berwarna pink. Daniel yang memakai baju kaos hitam dengan celana jeans. Daniel adalah anak Mr. George. Anaknya pintar, tampan, dan bersahabat. Tidak seperti ayahnya. Mey mendekat kearah Roy, Zack, serta Fina. Saat berlari ia tersenyum kecil kepada Erika yang sedang mengobrol dengan kawan lainnya.”hai” ujarnya singkat sambil tersenyum. “sepertinya sangat senang hari ini Mey?” Tanya Zack sambil tertawa. Mey hanya mengangguk dan tertawa kecil. “kalian punya dendelion juga? Dapat dari mana?” Tanya Mey kepada Roy dan Zack yang sedang memegang sebuah dendelion. “wah kau telat Mey! Kesiangan sih… tadi ada pembagian dendelion gratis! Satu orang dapat satu lho” jelas Roy sambil membuat keki Mey. Mey tidak merespon karena ia punya dendelion jauh lebih banyak di lemari kamarnya. Mirafina hanya berkedim kearah Mey. Tanda perahasian. Lalu Mey pun mengangguk dan tersenyum. Lalu, Mey pun mendapati Zack yang sedang menyebutkan kata kunci kepada dendelionnya. Dan pada saat itu juga dendelion milik Zack datang ke tempat Mey berdiri. “Hah?” ujar Zack dan Mey bersamaan. “apa kata kunci yang kau pakai? Hah?! Memerintahkan dendelion mu untuk mengirimnya kepada orang yang paling kau benci kan?”Tanya Mey penasaran sambil menyipitkan matanya dan tangannya di lipat di depan dada. “um…yeah…youre right!” tanggap Zack sambil kebingungan dan sedikit tertawa. “anak-anak ayo ucapkan kata kunci kalian sambil memejamkan mata dan biarkan dendelion-dendelion kalian melakukannya” ujar Mam. Rihanna sambil tersenyum. Semua murid melakukannya kecuali Mey yang tidak mendapatkan jatah dendelion. Tetapi, banyak dendelion yang berdatangan kepada nya. Ntah apa kata kunci yang diucapkan tuannya, Aula pun dipenuhi dengan dendelion yang berterbangan diatas. Terlihat seperti bintang yang bergermelapan ditambah dengan suara para murid-murid yang sedang bahagia hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar