Kamis, 11 Agustus 2011

The Meyers School dan Rahasia Dibalik Kebohongan II


Hari Bebas Mantra Sihir (bab II)
Ini adalah hari kedua bagi murid baru yang ada di Meyers School. Semua murid-murid berkumpul di tengah ruangan untuk mendengarkan informasi yang akan diberikan para wali kelas. Disana sudah ada Zack, Roy, Mey dan mirafina. Di sisi lain juga sudah ada Erika, Rere, dan murid-murid Meyers School lainnya. “selamat pagi anak-anak” ujar Mam. Rihanna. “selamat hari BEBAS MANTRA!” ujar para ketiga wali kelas itu. murid-murid hanya melongo, tak mengerti. “jadi begini, hari ini adalah hari bebas mantra. kita harus melakukan segala sesuatu nya tanpa mantra-mantra sihir. Untuk satu hariini kalian bebas bertingkah laku seperti manusia-manusia lainnya. Pergi ke Mall, ke Pantai atau kemanapun yang kalian mau. Hanya saja tanpa mantra.” Ujar Mr. Rahul Menjelaskan. “kita belajar untuk berusaha dan melakukan segalanya dengan kerja keras. Tidak hanya dengan mantra, tetapi dengan kekuatan pada diri kalian masing-masing. Saya harap hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi kalian” tambah Mr. George. Ada sebagian murid yang kecewan dan ada juga sebagian murid yang senang. “wah kalau begini kan susah, kita harus naik tangga jika ingin ke lantai 2” ujar Rere. “menurutku ini hal yang asik karena kita bisa belajar untuk menjadi manusia biasa” ujar si manis Marifina. “ini hal yang biasa, karena aku tak pernah melakukan sihir selama ini. Aku juga tak hapal mantra-mantra. Mungkin hanya sebagian” ujar Mey terkekeh-kekeh. “cukup-cukup. Sekarang persiapkan diri kalian lalu pergilah ketempat yang kalian inginkan hariini!” ujar Mam. Rihanna sambil tersenyum. Murid-murid yang tadi berkumpul pun berbubaran menuju tempat yang Indah, menyenangkan dan seru bagi mereka. Bagi murid Meyers school hari ini adalah hari yang special karena mereka  bisa bebas dari pelajaran-pelajaran yang membosankan.
Roy, Zack, Mey, dan Mirafina memilih untuk jalan-jalan ke Mall. Mereka menuju ke “the Queen Mall” setelah mereka sampai mereka segera masuk kedalam arena bermain. Disana Mey tertarik dengan 2 mesin boneka yang ada diujung arena bermain itu. “eh kita kesana yuk” ajak Mey sambil menunjuk kearah mesin boneka itu. “untuk apa? Mengambil boneka itu? aku tak bisa” Tanya Zack pelan. Lalu Mey pun mengangguk pelan. “oke” jawab Mirafina. “aku akan ambilkan boneka untukmu mirafina” kata Roy dengan kasih sayang. Wajah Mirafina berubah menjadi malu-malu. Sedangkan wajah Mey menjadi kesal karena ia tahu, pasti Zack tidak akan mau ikut membantunya mengambil boneka. Dia kan tidak bisa memainkan mesin itu. Roy telah mendapatkan 1 boneka beruang putih yang cantik. Lalu, Roy memberikan boneka itu kepada Mirafina. Kemudian boneka tikus dan jerapah. Sedangkan Mey belum mendapatkan satupun. Zack hanya duduk dikursi melihat mereka bertiga bermain sambil memakan ice cream coklatnya. Lalu, Zack pun berdiri kearah Mey dan berkata “butuh bantuan?” mey menggeleng kesal. “tidak” “eh…um…jika kau yang mau” tambahnya singkat. Setelah 5 menit Zack pun berhasil mendapatkan 1 boneka kucing berwarna putih. Zack pun memberikan boneka itu kepada Mey yang sedari tadi kesal. “ini nih kucingnya buat kamu. kucing galak” ujar Zack kepada Mey. “thanks ya” jawab Mey senang. “ehm” kata Roy dan Marifani yang sudah mendapatkan 5 boneka. “susah ya…..” kata Zack datar. Yang lain pun mengangguk setuju. Lalu merekan pun melanjutkannya ke tempat makan yang memang ada di Mall itu. mereka ber-empat naik ke lantai tiga menggunakan escalator. Tidak menggunakan sihir. Disana mereka makan sambil berbincang-bincang tentang Meyers School. “menurut kalian siapa wali kelas yang paling baik?” Tanya Mey memecah keheningan. “jujur sih, kalo aku lebih suka sama Mr. Rahul karena dia itu orang yang simple dan menurutku teguh pendirian” kata Roy. “aku setuju sama kamu Roy” kata Zack. “aku juga suka sama Mr. Rahul karena dia orang yang peduli akan alam dan rakyat-rakyat kecil. Dan aku yakin diantara kita nggak ada yang suka dengan Mr. George, karena peraturan yang dibuatnya kan?” ledek Mirafani. “ya..” jawab mereka bertiga serempak. “kalo aku lebih suka dengan Mam. Rihanna karena dia adalah satu-satunya wali kelas wanita dan menurutku dia orang yang menguasai mantra-mantra dan juga dia orang yang tegas” jelas Mey. Tak terasa waktu terus berlalu, kini matahari mulai terbenam. Hari sudah senja. Waktunya bagi murid Meyers School untuk kembali ke sekolah. Setelah sampai disekolah, mereka pun kembali berkumpul di ruang tengah sambil bertukar cerita akan perjalanannya tadi. “bagaimana nak? Menyenangkan bukan. Tetapi, mulai besok kalian boleh menggunakan sihir kalian kembali. Selamat beristirahat. Kembali ke kamar kalian masing masing! Dan jangan ada yang bermain-main lagi” ujar Mam. Rihanna. “yeeeeeeeeey” jawab para murid-murid senang.

penulis: wirasoy ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar