semerbak harum bunga lili memasuki indra.
fana, sungguh.
tapi aku suka.
dimensi memori disimpan, menyeruakkan kalimat.
katanya aku bisa jadi nahkoda.
aku bisa jadi masinis.
bahkan pilot.
melampaui batasku, katanya.
sejenak aku ragu.
tapi tak bisakah belajar dari kisah pilu?
kemudian aku tersadar,
kemana saja aku?
kubilang sudah lari melewati setengah juring bumi.
kubilang sudah berenang bahkan hampir tenggelam.
kubilang juga sudah delapan belas kali kelilingi matahari.
hening. diam.
perasaanmu saja kurasa.
atau memang begitu nyatanya?
kuteliti semua kesalahan.
apa yang menjadikan perjalanan ini terasa begitu singkat?
hambar, mungkin?
kutelaah lagi satu per satu.
ada yang salah dan aku paham sekali itu.
sepertinya lima bulan terakhir kurang mampu mengajarkanku untuk mengapresiasi hal kecil yang terjadi.
sebagaimana yang selalu aku lakukan dulu.
kita dulu.
sepertinya aku terlalu sibuk mencari sesuatu yang besar,
hingga lupa, kebiasaan kecil yang justru paling bikin rindu bukan?
sepertinya aku harus kembali.
menggoreskan setiap kejadian kecil dalam hidupku.
sebagaimana aku dulu.
sebagaimana kita dulu.
.
.
.
.
YUK NULIS!
tulisan ini disponsori oleh wifi kosan Pak Anto yang sudah kembali selayakanya semangat menulisku yang kembali. terimakasih atas keabsenan selama empat minggu yang terlihat sebentar namun berhasil memakan habis kuotaku, hana, imelda, dwije, dan kak rachel tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar