Senin, 09 April 2018

Hafizh

Satu tahun sudah aku di ITB, melewati masa TPB yang cukup santai namun sempat membuat bingung di akhir. Bingung karena tidak tau harus melanjutkan tiga tahun kedepanku di jurusan apa. Sampai akhirnya setelah melewati proses panjang yang tentunya tidak akan menarik diceritakan disini, aku memilih teknik perminyakan. jurusan teknik tua yang konon katanya sudah tidak cocok lagi di era saat ini. Jurusan teknik tua yang menurut sebagian orang sudah kehabisan masa kejayaannya. Kamu tanya aku menyesal? Kalimat-kalimat yang dilontarkan sebagian orang seperti, “kan lo bisa pilih metalurgi aja wir?” “kenapa nggak jadi geofisika?” ku terima dan ku balas dengan senyum polosku seperti biasa. Aku sembilan belas sekarang, bukan lagi seorang bocah yang memilih sesuatu karena ikut-ikutan atau dijanjikan dapat hadiah.  Aku berdiri disini karena keyakinanku. Bukankah burung tak pernah takut jika ranting yang dihinggapinya patah? Begitu pula denganku.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seperti biasa, di kampus kaderisasi ini, saat kita sudah memasuki jurusan ada suatu proses yang harus dilewati agar nantinya bisa menjadi bagian dari himpunan jurusan tersebut, biasa disebut dengan ospek jurusan a.k.a osjur.

Disini semuanya bermula, aku yang tadinya hanya mengenal beberapa orang dan hanya dekat dengan nanda dan andre (yang udah sering  disinggung di post-post sebelum ini), perlahan-lahan mulai mengenal orang baru, orang-orang yang sekarang masuk ke dalam kategori-anjir-kalo-nggak-ada-mereka-nasib-gue-di-jurusan-ini-gimana-yak dan salah satu orang tersebut adalah hafizh, sosok dengan hati lembut dan percaya diri luar biasa. Pertama kali dekat dengan manusia ini adalah saat awal-awal masuk jurusan, “Wir gue nggak bisa kalo belajar sendiri pasti ngantuk” yang entah gimana berlanjut dan berujung ke “yaudah mcd ya belajar termo” dan ketika sampai mcd dua manusia sok-sokan ini membaca van ness dan berujung dengan keluhan, “yaallah dari tadi cuma sampe sini aja karena pake bahasa inggris jadi mikirnya lama” atau “fiz arti xxxx ini apa ya? Aduh kenapa pake bahasa inggris si” dan masih banyak lagi. Tapi hari itu aku bahagia, karena bisa lebih mengenal hafizh dan keluarga koponya, hafizh dan eneng geulis tpb nya, dan juga kebiasaannya membawa bekal supaya lebih ‘hemat’ yang aku sambut dengan “kita sama fiz suka bawa bekal kalo ke mcd!” 

Hafizh menjadi orang non-lampung pertama yang dekat denganku di jurusan ini. Bolak-balik ke basecamp untuk memenuhi bujing angkatan sampai pernah waktu itu karena diburu-buru manusya syalan ini aku ke basecamp dengan jilbab jelek banget astaga yang di respon dengan “siapa yang mau merhatiin, gada yang merhatiin udah” dan ternyata emang iya gada yang merhatiin sih wkwk. Ke tahura naik motor pulang pergi sambil makan onogiri indomaret dan mengejar KW di borromeus. Mengisolasi bagtag dengan segala keperfeksionisan bapak hafiz yang ujungnya makan waktu berjam-jam sendiri. Ngeprint dan nempel-nempel foto di bujing dan pamer “kesan” orang-orang terhadap kami yang harus diakui kesan orang-orang terhadapa hafizh jauh lebih baik dibandingkan terhadapku dan lagi-lagi aku kalah haha. Makan di lele terbang dan kebawa nomor mejanya (masih inget pemain biola yang keren itu nggak fiz? Wkwk) dan yang pasti momen-momen gunjing baik live ataupun lewat chat selalu jadi momen favorit HAHA.

Hafizh selalu menjadi orang pertama yang aku telfon ketika tidak tau lagi harus meluapkan emosi ke siapa. Hafizh selalu menjadi orang pertama yang aku tangisi entah karena urusan berantem sama temen, urusan ujian, tugas, dll (meskipun ujung-ujungnya tuh gue nangis menyebar ke andre nanda riyan irfan ikhsan ival dkk!!!) Hafizh juga menjadi seseorang yang nomor satu aku hubungi apabila lampu di kosan putus atau aku butuh memasang bingkai foto. Hafizh selalu jadi orang yang secara random aku ajak “fiz yok ke gramed” “fiz ayo beli jus mangga di tamfest itu” “fiz yok temenin kulineran” dll. Mungkin hal-hal sederhana yang pernah hafizh lakukan yang membuat ku sebegitu nyaman dengan sahabat satu ini. Because I do remember every little things, every details. Hal sesederhana hafizh yang chat ketika jaman-jamannya begal “wir, plis jangan keluar malem-malem bahaya, ada begal” sesederhana hafizh yang mau nemenin nyelesain hall of fame dan nawar-nawar ke abang bingkai, sesederhana hafizh ketika ditanya bang aak siapa lima teman terdekatnya dan menjawab ‘wiran’ (meskipun pas di test dia lupa novel kesukaan gue apa sih ya HAHAH, jawabannya sang pemimpi fyi) thanks a lot for almost everything mamah hafizh, selamat menikmati kekeosan semester empat!



here is the bonus pict of us!
doakan aku bisa menyempatkan menulis mulai saat ini ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar