Satu tahun sudah aku di
ITB, melewati masa TPB yang cukup santai namun sempat membuat bingung di akhir.
Bingung karena tidak tau harus melanjutkan tiga tahun kedepanku di jurusan apa.
Sampai akhirnya setelah melewati proses panjang yang tentunya tidak akan
menarik diceritakan disini, aku memilih teknik perminyakan. jurusan teknik tua
yang konon katanya sudah tidak cocok lagi di era saat ini. Jurusan teknik tua
yang menurut sebagian orang sudah kehabisan masa kejayaannya. Kamu tanya aku menyesal?
Kalimat-kalimat yang dilontarkan sebagian orang seperti, “kan lo bisa pilih
metalurgi aja wir?” “kenapa nggak jadi geofisika?” ku terima dan ku balas
dengan senyum polosku seperti biasa. Aku sembilan belas sekarang, bukan lagi
seorang bocah yang memilih sesuatu karena ikut-ikutan atau dijanjikan dapat
hadiah. Aku berdiri disini karena
keyakinanku. Bukankah burung tak pernah takut jika ranting yang dihinggapinya
patah? Begitu pula denganku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti biasa, di kampus
kaderisasi ini, saat kita sudah memasuki jurusan ada suatu proses yang harus
dilewati agar nantinya bisa menjadi bagian dari himpunan jurusan tersebut,
biasa disebut dengan ospek jurusan a.k.a osjur.
Disini semuanya bermula,
aku yang tadinya hanya mengenal beberapa orang dan hanya dekat dengan nanda dan
andre (yang udah sering disinggung di
post-post sebelum ini), perlahan-lahan mulai mengenal orang baru, orang-orang
yang sekarang masuk ke dalam
kategori-anjir-kalo-nggak-ada-mereka-nasib-gue-di-jurusan-ini-gimana-yak dan
salah satu orang tersebut adalah hafizh, sosok dengan hati lembut dan percaya
diri luar biasa. Pertama kali dekat dengan manusia ini adalah saat awal-awal masuk
jurusan, “Wir gue nggak bisa kalo belajar sendiri pasti ngantuk” yang entah
gimana berlanjut dan berujung ke “yaudah mcd ya belajar termo” dan ketika
sampai mcd dua manusia sok-sokan ini membaca van ness dan berujung dengan
keluhan, “yaallah dari tadi cuma sampe sini aja karena pake bahasa inggris jadi
mikirnya lama” atau “fiz arti xxxx ini apa ya? Aduh kenapa pake bahasa inggris
si” dan masih banyak lagi. Tapi hari itu aku bahagia, karena bisa lebih
mengenal hafizh dan keluarga koponya, hafizh dan eneng geulis tpb nya, dan juga
kebiasaannya membawa bekal supaya lebih ‘hemat’ yang aku sambut dengan “kita
sama fiz suka bawa bekal kalo ke mcd!”
Hafizh menjadi orang
non-lampung pertama yang dekat denganku di jurusan ini. Bolak-balik ke basecamp
untuk memenuhi bujing angkatan sampai pernah waktu itu karena diburu-buru
manusya syalan ini aku ke basecamp dengan jilbab jelek banget astaga yang di
respon dengan “siapa yang mau merhatiin, gada yang merhatiin udah” dan ternyata
emang iya gada yang merhatiin sih wkwk. Ke tahura naik motor pulang pergi
sambil makan onogiri indomaret dan mengejar KW di borromeus. Mengisolasi bagtag
dengan segala keperfeksionisan bapak hafiz yang ujungnya makan waktu berjam-jam
sendiri. Ngeprint dan nempel-nempel foto di bujing dan pamer “kesan”
orang-orang terhadap kami yang harus diakui kesan orang-orang terhadapa hafizh
jauh lebih baik dibandingkan terhadapku dan lagi-lagi aku kalah haha. Makan di
lele terbang dan kebawa nomor mejanya (masih inget pemain biola yang keren itu
nggak fiz? Wkwk) dan yang pasti momen-momen gunjing baik live ataupun lewat
chat selalu jadi momen favorit HAHA.
Hafizh selalu menjadi
orang pertama yang aku telfon ketika tidak tau lagi harus meluapkan emosi ke
siapa. Hafizh selalu menjadi orang pertama yang aku tangisi entah karena urusan
berantem sama temen, urusan ujian, tugas, dll (meskipun ujung-ujungnya tuh gue
nangis menyebar ke andre nanda riyan irfan ikhsan ival dkk!!!) Hafizh juga menjadi seseorang yang nomor satu aku hubungi apabila lampu di kosan putus atau aku butuh memasang bingkai foto. Hafizh selalu
jadi orang yang secara random aku ajak “fiz yok ke gramed” “fiz ayo beli jus
mangga di tamfest itu” “fiz yok temenin kulineran” dll. Mungkin hal-hal
sederhana yang pernah hafizh lakukan yang membuat ku sebegitu nyaman dengan
sahabat satu ini. Because I do remember every little things, every details. Hal
sesederhana hafizh yang chat ketika jaman-jamannya begal “wir, plis jangan
keluar malem-malem bahaya, ada begal” sesederhana hafizh yang mau nemenin nyelesain
hall of fame dan nawar-nawar ke abang bingkai, sesederhana hafizh ketika
ditanya bang aak siapa lima teman terdekatnya dan menjawab ‘wiran’ (meskipun
pas di test dia lupa novel kesukaan gue apa sih ya HAHAH, jawabannya sang
pemimpi fyi) thanks a lot for almost everything mamah hafizh, selamat menikmati kekeosan semester empat!
here is the bonus pict of us!
doakan aku bisa menyempatkan menulis mulai saat ini ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar